Search Engines with English Only

Custom Search

Search Engines with Various Languages

Custom Search

Amazon Associates Rotating Banner

AdHitz – Image and Flash Ads

Leaderboard Display Ads

RevenueHits Top Bar

Jawa Pos National Network (JPNN)

Saturday, March 19, 2016

Heboh…! Naskah Otentik: “Surat Jaminan Nabi Muhammad SAW”…!


Naskah Otentik: “Surat Mulia” atau “Surat Jaminan Nabi Muhammad SAW”……

Di bawah ini adalah tampilan dari surat yang dinyatakan otentik/asli dari Nabi untuk umat kristen yang menurut para ilmuwan & ahli sejarah, dicap tangan sendiri oleh Beliau, Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Populasi umat Islam di Indonesia adalah 87.2% dengan 99% di antaranya adalah Sunni bermadzhab Syafi'i. Dari 87% itu, jumlah 1% ialah Syi'ah 0.5% (terkonsenrasi di sekitaran Jakarta) dan 0.2% Ahmadiyah (400k), sisanya adalah Wahabi/salafy yang kurang dari 0.3%.

Surat Jaminan Muhammad (bahasa Inggris: Achtiname of Muhammad; Patent of Mohammed), juga dikenal sebagai Surat Perjanjian (Testamentum) Muhammad, adalah sebuah dokumen atau ahdname merupakan suatu surat perjanjian yang diratifikasi oleh nabi Muhammad SAW yang memberikan jaminan perlindungan dan hak-hak lain bagi para biarawan di Biara Santa Katarina, Semenanjung Sinai. Surat ini dimeteraikan dengan gambar telapak tangan Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Tahukah anda bahwa 200 juta lebih muslim Indonesia wajib melindungi umat non-muslim…? Mengapa demikian…? Karena semua warga negara Negara Kesatuan Republik Indonesia di bawah naungan negara dan pemerintahan NKRI, tidak boleh seorang pun bertindak semena-mena terhadap warga negara lainnya, apapun agamanya.

Para ilmuwan & ahli sejarah belum lama ini menyibak fakta bahwa sang Nabi pernah mengirim sebuah surat resmi tertuju kepada biarawan Gereja Santa Catherine di Semenanjung Sinai pada 628 Masehi. Yang berupa jaminan kebebasan beribadah dan menjalankan agamanya.

Dimuat oleh Washington Post, ilmuwan muslim seperti Hobbs dan K.A. Manaphis, Aziz Suryal Atiya dan Dr. Muqtader Khan membuktikan keotentikan dari surat berumur belasan abad tersebut. Hobbs dan K.A. Manaphis bahkan menuliskannya dalam buku Mount Sinai dan Sinai: Treasures of the Monastery of Saint Catherine.


Sejarah Dokumen

Dokumen ini menyatakan bahwa Nabi Muhammad (570-633) secara pribadi melalui perjanjian ini memberikan hak-hak dan kemudahan bagi semua orang Kristen "jauh dan dekat". Memuat sejumlah butir topik perlindungan orang-orang Kristen yang hidup dalam kekuasaan Islam sebagaimana para peziarah dalam perjalanan ke biara-biara, kebebasan beragama, kebebasan bepergian dan kebebasan menentukan para hakim dan memelihara hak milik mereka, bebas dari wajib militer dan pajak serta hak untuk dilindungi dalam peperangan.

Naskah perjanjian yang asli sudah tidak ada lagi, tetapi beberapa salinan masih ada di Biara Santa Katarina, di antaranya ada yang disaksikan oleh para hakim Islam untuk menguatkan keotentikan sejarahnya. Penjelasan tradisional mengenai hilangnya naskah asli adalah pada waktu Kekaisaran Ottoman menyerang Mesir pada tahun 1517 atas perintah sultan Selim I, naskah asli diambil dari biara tersebut oleh tentara Ottoman dan dibawa ke istana Selim di Istanbul.

Salinannya kemudian dibuat untuk mengganti kehilangannya di biara tersebut. Di sisi lain, mungkin pula perjanjian itu diperbarui di bawah penguasa baru, sebagaimana disebutkan dalam dokumen lain di arsip tersebut. Tradisi mengenai toleransi yang ditunjukkan terhadapa biara ini telah dilaporkan dalam dokumen-dokumen pemerintah yang diterbitkan di Kairo, dan selama periode kekuasaan Ottoman (1517-1798), Pasha Mesir setiap tahun menegaskan kembali perlindungannya.

Pada tahun 1630, Gabriel Sionita menerbitkan edisi pertama naskah bahasa Arab, dengan terjemahan bahasa Latin, berjudul Testamentum et pactiones inter Mohammedem et Christianae fidei cultores atau judul bahasa Arab "Al-'ahd wa-l-surut allati sarrataha Muhammad rasul-Allah li ahl al-millah al-nasraniyyah.".

Asal mula dokumen ini telah menjadi topik berbagai tradisi berbeda, yang paling terkenal melalui kisah-kisah petualang Eropa yang mengunjungi biara tersebut. Para pengarang ini termasuk perwira Perancis Greffin Affagart (mati ~ tahun 1557), pengunjung Perancis Jean de Thévenot (mati tahun 1667) dan uskup (prelate) Inggris Richard Peacocke, yang menyertakan terjemahan bahasa Inggris naskah tersebut.

Sejak abad ke-19, beberapa bagian Achtiname ini mulai diteliti lebih mendalam, terutama daftar para saksi. Terdapat kemiripan dengan dokumen-dokumen lain yang diberikan kepada komunitas agama lain di “Timur Dekat” (kini dikenal dengan sebutan “Timur Tengah”). Salah satu contoh di antaranya adalah surat Nabi Muhammad SAW yang terbukti otentik yang ditujukan bagi umat Nasrani di Najrān, yang ditemukan pertama kalinya pada tahun 878 M, di mana surat tersebut tersimpan pada sebuah biara tua daerah Iraq dan naskahnya lalu diawetkan di Chronicle of Séert.


Isi Dokumen

Berikut terjemahan bunyi “Surat Mulia” itu, dikutip utuh oleh Doktor Muqtader Khan, Direktur Program Studi Islam Universitas Delaware, Amerika Serikat. Dan berdasarkan atas “Terjemahan Harfiah” dari Dokumen yang sama tersebut juga pernah diterbitkan oleh Washington Post, yang mana adalah sebagai berikut :
❝ Ini adalah pesan dari Muhammad bin Abdullah, yang berfungsi sebagai perjanjian dengan mereka yang memeluk agama Kristen, di sini dan di manapun mereka berada, kami bersama mereka.Bahwasanya aku, para pembantuku, dan para pengikutku sungguh membela mereka, karena orang Kristen juga rakyatku; dan demi Allah, aku akan menentang apa pun yang tidak menyenangkan mereka.
Tidak boleh ada paksa atas mereka. Tidak boleh ada hakim Kristen yang dicopot dari jabatannya, demikian juga pendeta dan biaranya. Tidak boleh ada seorang pun yang menghancurkan rumah ibadah mereka, merusaknya, atau memindahkan apa pun darinya ke rumah kaum muslim. Bila ada yang melakukan hal-hal tersebut, maka ia melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya. Bahwasanya sesungguhnya mereka adalah sekutuku dan mereka aku jamin untuk tidak mengalami yang tidak mereka sukai. Tidak boleh ada yang memaksa mereka pergi atau mewajibkan mereka berperang.
Muslimlah yang harus berperang untuk mereka. Bila seorang perempuan Kristen menikahi lelaki muslim, pernikahan itu harus dilakukan atas persetujuannya. Ia tak boleh dilarang untuk mengunjungi gereja untuk berdoa. Gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang untuk memperbaiki gereja mereka dan tidak boleh pula ditolak haknya atas perjanjian ini. Tidak boleh ada umat muslim yang melanggar perjanjian ini hingga hari penghabisan (kiamat). ❞… 。



Pengaruh Modern

Sesungguhnya kedaulatan Utsmaniyah di Turki sebelum 1928 dirongrong pihak asing sehingga menjadikannya porak-poranda. Iraq dulunya hanya bagian dari propinsi kedaulatan Utsmaniyah Turki, begitu pula dengan Afrika, Sebagian Eropa (Balkan), Palestina, dan banyak lagi wilayah luas yang terbentang hingga Russia (Chechnya, Georgia dan lain-lain). Namun kini semua kegagahan itu tinggallah menjadi puing-puing sejarah yang hanya bisa dikenang saja.

Begitu juga Indonesia,  dalam masa kini Indonesia bukan lagi negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia. Sejarah mencatat tingginya toleransi yang dipraktekkan oleh masyarakat muslim selama 14 abad. Betapa tidak, Sang Pembawa Agama Islam sendirilah yang mencontohkannya dengan begitu indahnya; Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Surat ini adalah salah satu dokumen yang paling penting, yang mana sebenarnya sudah dikenal dalam sejarah dengan sebutan 'Achtiname of Muhammad'. Kemudian naskah aslinya dinyatakan hilang saat Kekaisaran Ottoman yang dipimpin Sultan Selim I saat menggabungkan Mesir ke dalam wilayahnya pada 1517.

Surat jaminan keselamatan itupun telah sering diteliti oleh banyak akademisi dari Timur dan Barat, terutama berfokus pada daftar para saksi. Hasil penelitian mereka menunjukkan terdapat kemiripan antara dokumen perjanjian yang disimpan di biara Santa Chaterine dengan dokumen-dokumen (surat) sejenis yang pernah dikirimkan oleh Nabi Muhammad terhadap komunitas-komunitas lain di “Timur Dekat” (kini dikenal dengan sebutan “Timur Tengah”).

Beberapa orang berpendapat bahwa Achtiname ini merupakan sumber untuk membangun jembatan-jembatan persahabatan yang erat antara orang Muslim dan orang Kristen, ketika naskah Surat Mulia”, janji Nabi Muhammad SAW kepada orang-orang Kristen ini  dimunculkan dan digaris-bawahi. Hal ini bermaksud guna membangun jembatan-jembatan kekeluargaan (persaudaraan) akan hidup berdampingan dalam alam situasi dan keadaan yang DAMAI tersebut. Inilah yang seharusnya mengilhami orang-orang Muslim Radikal untuk bangkit di atas Konflik Komunalakan kebebasan beragama dalam Negara yang Berasaskan Demokrasi PANCASILA ini, sehingga dapat menimbulkan tekad dan itikad baik dalam diri orang-orang Kristen yang sebagian besar senantiasa merasa khawatir dan bahkan takut terhadap Islam atau orang Muslim, terutama Muslim yang berhaluan Keras dan Radikal.

Maka dari itulah, semua umat Muslim di Indonesia haruslah melindungi seluruh umat yang beragama lain sebagai sesama Warga Negara Indonesia, terlebih khususnya adalah umat Kristiani atau umat Kristen. Banyak orang yang belum mengetahui dan belum memahami akan Informasi Penting ini, sehingga sekiranya berkenan, tolong bantu share demi keutuhan bangsa dan negara, keutuhan bumi pertiwi nusantara, tanah tumpah darah yang kita cintai bersama ini, yakni: Negara Kesatuan Republik Indonesia”, untuk selama-lamanya……

 

 

Saturday, March 12, 2016

Frequently Asked Questions:  Pasangan Cagub DKI Jakarta ❝ AHOK—HERU ❞ dari “JALUR INDEPENDEN”




Ilustrasi: Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta ❝ AHOK—HERU ❞ yang diusung dari “JALUR INDEPENDEN”… 。

Rangkuman dari berbagai pertanyaan yang sering diutarakan/dikemukakan 「Frequently Asked Questions」 berkaitan dengan seputar “PENGUMPULAN ULANG KTP” guna ditujukan kepada Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta ❝ AHOK—HERU ❞ yang diusung melalui “JALUR INDEPENDEN” adalah sebagai berikut :


"http://www.temanahok.com/artikel/142-faq-pengumpulan-ulang-ktp-untuk-ahok-heru?l=id"… 。


1.  KENAPA PERLU DIKUMPULKAN ULANG…?

Hal ini adalah kesepakatan kita dengan Pak Ahok. Kita hendak menutup semua celah hukum yang bisa dimanfaatkan untuk menjegal dengan menandatangani lagi formulir KTP Dukungan, kali ini formulir yang sudah tercetak nama Calon Wakil Gubernur 「 Heru Budi Hartono, SE,MM」. Jadi kita akan mengumpulkan formulir dengan nama yang tercetak secara berpasangan, yaitu Basuki Tjahaja Purnama dan Heru Budi Hartono.


2. BAGAIMANA PROSES PENGUMPULAN ULANG KTP…?

Prosesnya sama dengan pengumpulan KTP sebelumnya. Baik yang belum pernah mengumpulkan KTP maupun yang sudah akan kita kumpulkan ulang KTP. Bedanya adalah formulir yang dipakai adalah formulir Ahok–Heru 「tercetak nama Heru Budi Hartono, SE, MM.」 sudah tercetak sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta.


3. BAGAIMANA CARA PENGUMPULAN KTP…?

Ada Dua Cara :

Cara Pertama, adalah dengan mengirim lewat Pos/TIKI/JNE. Kamu bisa download di Formulir Teman Ahok yang baru di website Teman Ahok 「"http://www.temanahok.com/ktpuntukahok"」. Form tersebut diisi lalu dikirimkan ke alamat “Teman Ahok, Graha Pejaten no.3 Jalan Pejaten Raya Jakarta Selatan 12510”.

Atau dengan menandatangani Posko/Booth Teman Ahok. Di posko teman Ahok sudah tersedia formulir baru, tinggal diisi dan ditandatangani. Silahkan mencari posko/booth yang paling bisa kamu datangi di website Teman Ahok 「"http://www.temanahok.com/posko"」.


4. APA FORMULIR BARU PERLU PAKAI MATERAI…?

TIDAK PERLU. Yang perlu diberi Materai adalah surat pernyataan pendaftaran KWK-B1 yang berisi rekapitulasi dukungan. KWK B-1 itu nantinya akan ditandatangani oleh pasangan kandidat dan ditempeli materai. Itu nanti adalah tugas Teman Ahok.


5. APAKAH NOMOR HANDPHONE WAJIB DIISI DI FORMULIR…?

WAJIB. No. Handphone yang bisa dihubungi perlu diisi untuk memudahkan proses Verifikasi nanti. Sayang sekali jika nanti KTP sudah dikumpulkan tidak bisa diverifikasi oleh kita atau KPU sehingga berakibat KTP kita tidak dihitung untuk syarat dukungan untuk Independen.


6. BISAKAH PENGUMPULAN KTP LEWAT ONLINE ATAU PENGUMPULAN KTP LEWAT SOSIAL MEDIA/WHATSAPP…?

TIDAK BISA. Yang dibutuhkan adalah tandatangan basah sesuai dengan yang disyaratkan oleh KPU. Informasi yang bisa dengan online atau Whatsapp adalah informasi “PALSU/HOAX”.


7. APAKAH FORM BARU BOLEH DI FOTOKOPI…?

Boleh, Formulir boleh difotocopy sebanyak-banyaknya untuk disebarkan. Tidak perlu harus difotocopy atau di print warna. Tinta untuk formulir fotocopy juga tidak wajib berwarna biru. Bulpen biru dianjurkan supaya tulisan terlihat asli dan tidak terlihat semua berwarna hitam.


8. BAGAIMANA CARA MEMBANTU DAN BERGABUNG BERSAMA TEMAN AHOK…?

Teman Ahok bukan organisasi besar dengan sistem keanggotaan. Keanggotaan kami adalah kerelawanan partisipasi dalam pengumpulan KTP. Silahkan membantu kami dengan mendirikan Posko atau mengumpulkan KTP secara mandiri dari keluarga dan lingkungan sekitar masing-masing.


9. BAGAIMANA CARA IKUT MENDIRIKAN POSKO TEMAN AHOK…?

Pendirian posko partisipasi hanya bisa dengan datang terlebih dahulu datang ke Markas Teman Ahok. Silahkan datang ke Markas Pusat Teman Ahok, dan mengisi formulir pendirian posko. Nantinya jika sudah, kami akan mengumumkan posko baru tesebut di Website Teman Ahok.


10. BAGAIMANA MEMEBEDAKAN POSKO ABAL2 DENGAN POSKO RESMI TEMAN AHOK…?

Posko Resmi Teman Ahok hanya yang terdaftar di Website Resmi Teman Ahok. Kami tidak bisa bertanggungjawab atas KTP yang dikumpulkan di Posko yang tidak tertera di: "www.TemanAhok.com" 「"188.166.251.186"」.


11. BAGAIMANA JIKA SAYA DI LUAR KOTA ATAU DI LUAR NEGERI…?

Pengumpulan KTP untuk luar kota dan luar negeri bisa melalui jasa pengiriman, selama itu merupakan KTP DKI Jakarta. Dan kami menghimbau untuk datang ke Jakarta 「di alamat tertera」 untuk verifikasi KPU pada bulan Agustus – September 2016.



Jika ada pertanyaan lain, silahkan menghubungi kami di :

— Official Web Site: "www.TemanAhok.com" 「"188.166.251.186"」 ,
— Facebook: "https://www.facebook.com/TemanAhok/" ,
— Twitter: "@temanahok" ,
— Instagram: "@temanahokofficial" ,
— YouTube: "Teman Ahok" ,
— Line: "@tnf7327a" ,
— Telephone: "「021」 7941658" ,
— Mobile Phone: "0812-8699-9908 / 0812-8699-9981"…… 。


 

 

Tuesday, March 1, 2016

Sebuah Fenomena: “INDONESIA” Jadi “ARAB” dan “ARAB” Jadi “BARAT”……?!




Ilustrasi: Pangeran “Al Waleed bin Talal” dan Putri “Amira Al Taweel”, yang merupakan anggota keluarga kerajaan Arab Saudi……

Salah satu gejala, fenomena, dan pemandangan menarik, unik, sekaligus lucu dewasa ini adalah tentang perkembangan "Islam Arab" dan maraknya kaum Muslim "fans Arab" di Indonesia yang dibungkus dengan istilah atau slogan "nyunah Nabi" sementara masyarakat Arab sendiri bergerak "menuju Barat"…

Saya mengamati fenomena perkembangan perubahan ekonomi-sosial-budaya ini tidak hanya di kawasan Arab Teluk seperti Saudi, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Oman tetapi juga Yordania dan Lebanon. Globalisasi, modernisasi, teknologisasi, dan industrialisasi yang menyerbu kawasan ini sejak beberapa dekade lalu telah menimbulkan perubahan dramatis pada perilaku masyarakat dan perubahan sosial tadi…

Ada sejumlah indikator dan fakta yang bisa dipakai untuk mengukur ini. Misalnya tentang menjamurnya industri restoran makanan cepat saji ala Amrik (Pizza, McD dlsb) yang mengeruk keuntungan trilyunan rupiah setiap tahunnya seperti pernah saya sebutkan sebelumnya. "McDonaldisasi" telah mewabah di kawasan Arab dan masyarakat menyambutnya dengan riang-gembira. Tidak ada yang kampanye "boikot produk Barat" karena milik "orang-orang kapir" Kristen-Yahudi misalnya. Hanya segelintir ekstrimis sakit jiwa saja yang kadang melakukannya. Selebihnya, masyarakat Arab--tua-muda-anak, laki-laki-perempuan, bujang atau sudah berkeluarga--ramai-ramai rela mengantri "uyel-uyelan" di warung-warung fast foods ini…

Bukan hanya industri retoran fast foods saja yang mewabah, "industri kecantikan", "industri pakaian", "industri otomotif", "industri telekomonikasi" dan industri-industri ala Barat lainnya juga ikut menjamur. Saya sering bilang, dalam hal berpakaian misalnya, generasi muda lebih memilih "busana ala Barat" yang lebih simpel & kasual. Kaum perempuannya juga sama. Meskipun luarnya memakai abaya, di balik abaya itu mereka mengenakan jeans, kaos, training dlsb. Bagi masyarakat Arab, abaya hanya semacam "jaket" atau "bungkus luar" saja…

Hal lain yang menarik adalah perkembangan pesat Bahasa Inggris yang pelan-pelan menggerus eksistensi Bahasa Arab yang dianggap kurang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Bahasa Inggris juga menjadi "bahasa elit" karena banyaknya industri-industri besar dan trans-nasional selain sekolah-sekolah/kampus-kampus yg meniru model Barat…

Bukan hanya itu, anak-anak & remaja juga menggemari Bahasa Inggris karena banyaknya game-game yang menggunakan "bahasa Londo" ini. Kekhawatiran tentang "teknologi membunuh Bahasa Arab" ini direspons oleh Syaikha Moza, Kepala Qatar Foundation for Education, Science, and Community Development, dengan menggalang pembentukan "Forum Renaisans Bahasa Arab"…



Ilustrasi: Fenomena “INDONESIA” Jadi “ARAB”……
Ilustrasi: Fenomena “ARAB” Jadi “BARAT”……

Sebuah simposium akbar tentang pentingnya menjaga dan merawat Bahasa Arab digelar di Qatar, tetangga Saudi. Simposium ini diselenggarakan oleh "Forum Kebangkitan Bahasa Arab" dan disponsori oleh World Organization for Renaissance of Arabic Language (WORAL) dan Qatar Foundation. Forum ini melibatkan lebih dari 300 peneliti dan tokoh dari berbagai kalangan dan latar belakang keilmuan: pendidik, jurnalis, birokrat, pengusaha, dlsb. Ketua Dewan Penasehat WORAL Abdul Aziz bin Abdullah Al-Subaie menekankan tentang pentingnya pendidikan Bahasa Arab bagi anak-anak. Sementara Syaikha Moza Binti Nasser, Kepala Qatar Foundation for Education, Science and Community Development meminta semua pihak untuk bersatu menggalakkan, mengembangkan, dan memasyarakatkan Bahasa Arab standar agar tidak punah di kemudian hari. Syaikha Moza juga menegaskan bahwa punahnya bahasa berarti lenyapnya identitas sebuah bangsa…

Dunia Arab dewasa ini memang sedang dihadapkan pada persoalan pelik dan ancaman punahnya Bahasa Arab standar dan Bahasa Arab klasik. Ada beberapa faktor yang menyebabkan "terpuruknya" Bahasa Arab standar ini. Pertama, masyarakat Arab kontemporer lebih menyukai "Bahasa Arab gaul" atau bahasa/dialek colloquial (ammiyah), yakni Bahasa Arab informal yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari, ketimbang Bahasa Arab standar yang baku. Penggunaan "Bahasa Arab gaul" ini tidak hanya dalam komunikasi sehari-hari tetapi juga di media, sekolah-sekolah, televisi dlsb. Maraknya penggunaan Bahasa Arab gaul ini menyebabkan Bahasa Arab standar dan baku yang sesuai dengan kaedah tata-bahasa (nahwu-sharaf) menjadi terasing dan termarjilankan…

Jika Bahasa Arab standar modern saja tergerus dari masyarakat apalagi Bahasa Arab klasik atau fushah yang digunakan dalam Al-Qur'an, teks-teks / kitab klasik keislaman, berbagai ibadah atau ritual keagamaan, syi'ir dlsb. Bahasa Arab fushah ini semakin langka dan "antik" dan nyaris tidak pernah dipakai dalam literatur keilmuan apalagi dalam kehidupan sehari-hari sehingga macet dan terancam tenggelam terkubur dalam limbo sejarah, dan penguburnya adalah masyarakat Arab sendiri. "Murid senior" saya dari Madinah, Ali Muhammad Al-Harbi bahkan mengatakan masyarakat Arab modern (selain "komunitas literati" dan "kaum agamawan" tentunya)--apalagi anak-anak, remaja, dan pemuda--bahkan banyak yang tidak paham dengan Bahasa Arab fushah ini. Sambil berkelakar ia mengatakan, "Bahasa Arab fushah ini seperti 'bahasa mahluk alien' saja sekarang ini yang semakin hari semakin asing, klasik, dan antik"…

Selain masyarakat Arab kontemporer lebih suka menggunakan Bahasa Arab gaul atau "bahasa / dialek colloquial", faktor lain yang menyebabkan merosotnya Bahasa Arab standar dan Bahasa Arab klasik (fushah) adalah berkembangnya Bahasa Inggris sebagai "bahasa elit dan bisnis" di kawasan Arab Teluk. Di sejumlah "negara Arab" seperti Lebanon atau Maroko bahkan Bahasa Perancis masuk daftar "bahasa elit". Sejak beberapa dekade silam, Bahasa Inggris memang telah menjelma menjadi bahasa lingua franca kedua di "dunia Arab" khususnya Arab Teluk…

Ada beberapa faktor yang turut memberi kontribusi terhadap pesatnya penggunaan dan perkembangan "Bahasa Londo" ini. Pertama adalah berjibunnya kaum non-Arab migran, khususnya dari India, Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, Filipina, Thailand, sejumlah negara di Eropa dan Afrika, juga Indonesia. Sangking banyaknya bahkan kaum migran ini menjadi mayoritas dan dominan di sejumlah negara seperti Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, atau Oman. Di Saudi, 30% penduduknya juga migran…

Sudah bukan asing lagi jika kita "keluyuran" ke kawasan Arab Teluk, wabil khusus negara2 yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council, kita akan dengan mudah mendapatkan Bahasa Inggris berdampingan dengan Bahasa Arab: di toko2, mall, kantor, sekolah, jalan, rumah sakit / klinik, tempat ibadah, papan iklan, dlsb. Pelayanan publik atau transaksi jual-beli juga sudah biasa menggunakan salah satu dari dua bahasa ini…



CINTAILAH 「❤」 berbagai Busana DaerahBusana Traditional」 dan Adat Istiadat “ASLI” Kebudayaan Negeri SendiriINDONESIA”……

Dalam batas tertentu, kedudukan Bahasa Inggris bahkan "lebih terhormat" dan "lebih elit" sebagai simbol "kelas menengah-terdidik" atau "ekspat profesional" bukan "pekerja kasar" (buruh, sopir, pembantu, dlsb). Karena Bahasa Inggris adalah "bahasa bule" dan "warga bule" disini adalah simbol kelas terdidik, kaum profesional, wong gede, orang maju dan berperadaban dan seterusnya (kontras dengan warga non-bule), maka status Bahasa Inggris pun ikut2an naik dan "terhormat"…

Ada asumsi bahwa "pekerja kasar" kaum migran tidak bisa berbahasa Inggris. Mereka hanya menggunakan "Bahasa Arab pasaran" dalam berkomunikasi dan bertransaksi--sesuatu yang "sudah lumrah dan jamak" bukan "spesial". Karena Bahasa Inggris menduduki "tempat atau maqam mulia", ada semacam "tips", khususnya bagi perempuan, jika mereka menggunakan Bahasa Inggris dalam berkomunikasi dan bertransaksi jual-beli di tempat2 publik seperti pasar atau mall, maka kaum lelaki, khususnya yang "berhidung belang" baik Arab maupun bukan akan lebih respek dan tidak berani menggodanya…

Orang-orang modern Arab secara umum sangat "terbuai" dengan kebudayaan material Barat. Meskipun sebagian dari mereka mengkritik sejumlah "kebudayaan imaterial" Barat tetapi mereka pada umumnya menganggap Barat sebagai simbol kemajuan dan kemodernan. Itulah sebabnya mereka menyukai produk2 teknologi Barat. Berbagai industri Barat--dari segala bidang: perhotelan, restauran, pakaian, otomotif, telekomunikasi, perbankkan, kecantikan, dlsb--berkembang pesat di sini…

Datanglah ke negara-negara di kawasan Arab Teluk, anda mungkin akan bertanya-tanya: "Mana Arabnya?". Image Arab sebagai area terbelakang musnah. Bayangan Arab sebagai "gurun pasir" hilang. Padang pasir telah disulap menjadi area industri dan perkantoran, teluk & pantai disulap menjadi tempat wisata atau turisme yang aduhai, onta-onta digantikan dengan mobil2 mewah produksi Amerika & Eropa. Bahrain menjelma bak Hawaii, Dubai Emirat Arab menjadi Los Angeles, Riyadh sudah seperti New York, Doha Qatar ibarat London. Lebanon? Ah sudahlah, "tidak ada Arabnya" sama sekali di negara ini karena sudah menjadi "Eropa mini"…

Berbagai universitas di Eropa dan Amerika juga berkembang-biak di kawasan ini: Georgetown, Carnegie Mellon, Virginia Commonwealth University, Texas A&M, Weill Cornell Medical College, New York University, American University, dlsb. Saya dengar almamaterku, Boston University, juga membuka cabang di Uni Emirat Arab. Banyak universitas di kawasan ini, termasuk kampusku sekarang, yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar dalam mengajar dan riset. Bukan hanya universitas, sekolah-sekolah dasar dari SD-SMU yang berbahasa Inggris juga membludak bak cendawan di musim hujan dengan biaya yg cukup fantastis…

Singkat cerita, di saat sebagian kaum Muslim di Indonesia sedang gencar menggalakkan Bahasa Arab, masyarakat Arab modern saat ini sedang gandrung dengan Bahasa Inggris sebagai "bahasa elit" karena dianggap sebagai bahasa "orang-orang elit": BULE……

Dikembangkan dari Catatan Lepas :
    Prof. Sumanto Al Qurtuby
    「Professor Antropologi pada “King Fahd University of Petroleum and Minerals” (KFUPM atau UPM) di Dhahran, Arab Saudi」…… 。

 

 

Jawa Pos National Network (JPNN)

 

Social Media News Feed of Mr. President “JOKOWI” or His Excellency Joko Widodo :